Tuesday 29 October 2013

Tutorial Mengganti Font di Blog

Aku datang membawa tutoriaaaall... ini sesuai yang di-request Putri. Mungkin ini tutorial yang terlalu mudah, tetapi aku harus membuatnya.

TUTORIAL MENGGANTI FONT DI BLOG

Ikuti step-step nya.
1. Go to blogger.com.
2. Disitu ada deretan blogmu, kan? Nah, klik tanda yang ada di sebelah "View blog".
3. Klik Template.
4. Klik Customise.
5. Klik Advanced.
6. Untuk font description dan font isi post
kalian klik "Body Text".
7. Apply to Blog

Semoga bermanfaat, Putri ^^
Tunggu tutorial request-anmu ya. Jangan lupa comment/Chatbox karena aku ngetik di hp susah payah ;')

Hadiah Untuk Bunga

Hai!
Ingatkah postinganku berlabel "Kuis" dan "Asking" yang berjudul "Kata Petikan"? Yap. Dan sekarang sudah ada pemenangnya. Here it comes the winner, Bunga.
Gift for Bunga :
Maaf kalau jelek atau kamu gak suka ya Bunga. 

Sunday 27 October 2013

Song Lyrics : One Direction - They Don't Know About Us

Aku sebenarnya benci banget sama lirik lagu ini, sebab, liriknya seperti bilang kepada fans yang sebal mereka pacaran. Aku sama sekali gak sebal sama couple One Direction, kecuali Liam-Sophia. Tapi, lama-lama aku jadi suka sama lagu ini.
C^E^K^I^D^OT

***

(LIAM)
People say we shouldn't be together
Too young to know about forever
But I say they dont know what they're talk talk talkin about

(HARRY)
Cause this love is only getting stronger
So I dont wanna wait any longer
I just wanna tell the world that you're mine girl
Ohh

(ZAYN)
They dont know about the things we do
They dont know about the I love you's
But I bet you if they only knew
They would just be jealous of us
They dont know about the up all nights
They dont know I've waited all my life
Just to find a love that feels this right
Baby they dont know about
They dont know about us

(NIALL)
One touch and I was a believer
Every kiss it gets a little sweeter

(HARRY)
Its getting better
Keeps getting better all the time girl

(ZAYN)
They dont know about the things we do
They dont know about the I love you's
But I bet you if they only knew
They would just be jealous of us
They dont know about the up all nights
They dont know I've waited all my life
Just to find a love that feels this right
Baby they dont know about
They dont know about us

(LOUIS)
They dont know how special you are
They dont know what you've done to my heart
They can say anything they want
Cause they dont know 'bout us

(NIALL)
They dont know what we do best
It's between me and you our little secret

(ZAYN)
But I wanna tell 'em
I wanna tell the world that you're mine girl

(ALL)
They dont know about the things we do
They dont know about the I love yous
But I bet you if they only knew
They would just be jealous of us
They dont know about the up all nights
They dont know I've waited all my life
Just to find a love that feels this right
Baby they dont know about
They dont know about us
They dont know about the things we do
They dont know about the I love yous
But I bet you if they only knew
They would just be jealous of us
They dont know about the up all nights
They dont know I've waited all my life
Just to find a love that feels this right
Baby they dont know about
They dont know about us

(ZAYN)
They dont know about us
They dont know about us

Song Lyrics : One Direction - She's Not Afraid

Louis :
YEAH! ONE, TWO, THREE, FOUR! 

Harry :
She sneaks out in the middle of the night, yeah
Tight dress with the top cut low
Shes addicted to the feelin' of lettin' go ohh

Louis:
She walks in and the room just lights up
But she dont want anyone to know
That Im the only one who gets to take her home ohh 
 
Liam:
But everytime I tell her that I want more
She closes the door

Chorus (Zayn) :
Shes not afraid of all the attention
Shes not afraid of runnin' wild
How come shes so afraid of fallin' in love
Shes not afraid of scary movies
She likes the way we kiss in the dark
But shes so afraid of f-f-fallin' in love, love

Niall:
Maybe shes just trying to test me
Wanna see how hard Im gonna work
Wanna see if I can really tell how much shes worth

Louis:
Maybe all her friends have told her
Dont get closer he'll just break your heart

Niall:
But either way she's teasing me and its just so hard

Liam:
cuz every time I tell her how I feel
She says its not real

Chorus (Zayn) :
Shes not afraid of all the attention
Shes not afraid of runnin' wild
How come shes so afraid of falling in love
Shes not afraid of scary movies
She likes the way we kiss in the dark
But shes so afraid of f-f-fallin' in love, love

Harry:
What about all the things we say
Talkin' on the phone so late
I cant let her get away from me, oh

Zayn:
When I say that I cant do it no more
Shes back at my door

All:
Shes not afraid of all the attention(Shes not afraid)
Shes not afraid of runnin' wild(runnin' wild)
How come shes so afraid of fallin' in love(fallin' in love)
Shes not afraid of scary movies(Shes not afraid)
She likes the way we kiss in the dark(Kiss in the dark)
But shes so afraid of f-f-fallin' in love(ohhh)

Zayn:
She's not afraid
She's not afraid

Saturday 26 October 2013

Third Giveaway By Ihza

Annyeong Haseyo!

Kali ini pertama kalinya aku ikut Giveaway without tag. Bismillah, wish me luck ya!


Syarat :
  • Follow Blog Aku :3 *wajib*
  • WARGANEGARA INDONESIA
  • Add : FB  *wajib bagi yg punya*
  • Follow : Twitter *wajib bagi yang punya* 
  • Like : FP *wajib bg yg punya*
Syarat Entry : 
  • Letakkan Banner diatas dan link kan ke entri ini
  • Buat Judul Entry  " Third Giveaway by Ihza"
  • Tag 3 orang temenmu, yang aktif NGEBLOG :) 
  • Jawab Pertanyaan Berikut 
Question : 
  • Menurut kamu aku orangnya kek gimana?
  • Apa kekurangan aku? *jawab jujur*
  • Blog ini menurutku kek gmn? 
  • Apa harapanmu tentang blog aku?
  • Wish kamu ? 
  • Followers blog mu? 
  • Suka template apa?
  • Alasannya? 
  • Doa kamu diumurku yg bertambah ini?
***
Jawabanku :

Syarat : 
  • Sudah
  • Yap!
  • Sudah
  • Sudah
  • Sudah
Syarat Entry :
  • Sudah
  • Sudah
  • Sudah
  • Oke!
Answers Question :
  • Kamu itu asyik, have fun, baik, dan ramah.
  • Aku kurang tahu, karena jarang nengok blog orang kecuali blog sahabat.
  • JELEK! Ups, JELAS KEREN! Sumpah, aku iri sama blog dan followers kamu! AAAA! Jlb ._.
  • Aku harap blogmu makin ramai, ada Fanpage Fansnya (hahaha), makin bagus, pokoknya wishing all the best!
  • Wish aku ; Aku bisa banggain orangtua, Rangking 1 seterusnya di SMP-SMA, blogku ramai, aku punya banyak buku terbitan, punya iPad, punya sahabat sejati selain Bella.
  • Alhamdulillah 48. Sedikit, ya? :(
  • Classic. Blogku Classic, walaupun harus mengedit susah payah.
  • Aku suka Classic Template karena aku suka yang simple-simple, padahal aku kalau soal fashion itu ribet/fashionable, hehehe.
  • Aku berharap keramahanmu bertambah dan sahabat baikmu bertambah banyak, juga pengunjung blog kamu semakin banyak! Aamiin...
Hadiah yang kupilih :
Paket 1 :
  • Edit Template FULL
  • 1 Pack Doodle
  • 1 Pack Font 
Paket 2 :
  • Buku Novel
Aku tag :
Semoga aku menang! Thank you Ihza udah mengadakan Giveaway ini! ^^

Thursday 24 October 2013

Cerbung : Andaikan... #Part3

Untuk Part 2, klik di sini.

***

Aku melihat mama, tergeletak tak berdaya di lantai dengan darah yang berlumuran ke mana-mana. Aku sampai tidak bisa bernapas begitu melihatnya.

"MAMA!" aku membangunkannya.
"Ma.. Mama satu-satunya orang yang kupunya, Ma... maafkan Lisha, Ma.. Jangan tinggalkan Lisha... Lisha sayang Mama..." isakku sambil memeluk Mama. Aku tidak akan menyebutnya mama angkat lagi.
"Lisha..." Mama terbangun. Mama tersenyum sekilas.
"Mama..." panggilku.
"Lisha, maaf Mama harus meninggalkanmu sekarang," ucap Mama.
"ta.. tapi, Mama kenapa bisa begini??" tanyaku.
"ada seseorang yang merebut harta kita..." jawab Mama lirih.
"harta itu tidak penting, Ma! Aku hanya ingin Mama tidak meninggalkanku sekarang!" tangisku meluap.
"Mama tidak bisa, Lisha," bantah Mama kecil. Genggaman tangannya perlahan terlepas.
"Aishitemasu." aku mengucapkan kata terakhir yang akan Mama dengar.

Mama pergi. Meninggalkan aku sendirian dalam kehidupan suram. Ibu dan Ayah kandungku, meninggal. Sekarang, Mama dan Papa angkatku, meninggal. Mengapa hidupku seperti ini...

***

Tutut.. Tutut..

Telepon dimatikan. Aku baru saja menelepon Pamanku, satu-satunya orang yang kupunya walaupun ia terlihat sangar. Aku tidak punya pilihan lain, aku harus tinggal bersamanya. Tetapi, Paman menolak. Paman akan memasukkanku ke asrama. Aku hanya pasrah, dan menjalani hidupku yang semakin suram ini.

"Lisha!" terdengar suara dari ambang pintu. Paman masuk tanpa mengucap salam atau sepatah kata pun!
"Paman tidak sopan," gumamku kecil. "Iya, Paman?" sambutku.
"Kamu sudah bersiap?" tanya Paman.
"baju-bajunya sudah, Paman. Tapi, aku belum berganti baju. Tunggu, ya," aku berlari kecil menuju kamar.
"CEPATLAH!" bentak Paman lantang. Aku berlari makin cepat.

Beberapa lama kemudian, aku sudah siap dengan baju sederhanaku. Aku berdiri di samping Paman untuk menggandengnya berjalan, tetapi ia menepis tanganku. Pamanku yang satu ini memang sombong sekali.

Kami sampai, di Asrama Elite Muslimah. Aku berdebar, karena nantinya aku akan tidak mendapatkan teman. Mungkin, ya, mungkin. Hanya perasaanku saja. Muka Paman sama sekali tidak tersenyum, tapi masam. Aku menghela napas kecil sambil mendengus kesal menunggunya mendaftar. Tibalah saatnya aku pergi ke kamar baruku bersama teman-teman baru.

"Anak-anak, ada teman baru di Kamar 8I, nih!" seru Bu Alimah memberitahu.
"penampilannya sederhana," seseorang berbisik.
"Em... Hai! Namaku Lisha Indria Ditya. Panggil aku, Lisha. Aku lahir dari kehidupan sederhana, jadi penampilanku mungkin tidak bagus..." perkenalanku di potong.
"Sssh.. perkenalan tidak seperti itu!" bisik Bu Alimah.
"Um, maaf. Senang berkenalan dengan kalian!" lanjutku sambil menatap satu persatu teman.
"Oke, sudah kenal dengan Lisha, kan? Sekarang, berteman baik dengannya, ya! Lisha, kamu silahkan menuju kamar 8I. Sementara Indah, tolong tunjukan seprai-seprai kasurnya untuk dipilih," pinta Bu Alimah, lalu pergi meninggalkan kami semua.

Tiga orang anak yang terlihat sombong mendatangiku.

"Asal kau tahu, anak sederhana, kau tidak akan punya teman!" ancam salah satu anak disitu.
"Siapa bilang?" timpal seorang anak. Ia memakai jilbab putih dengan baju hijau. "aku akan berteman dengannya," sambungnya sambil menatap tajam tiga orang anak sombong tadi.
"Namaku Anit. Salam kenal, ya," ujar anak yang tadi ingin berteman denganku. Ia menjulurkan tangannya.
"iya, salam kenal juga," aku membalas uluran tangannya.

***

What's next? Apakah aku dan Anit akan di ejek seluruh teman Asrama? Tunggu #Part4, ya! :) :) :)

Friday 18 October 2013

Request Penulis-Penulis

Hai!

Buat semua yang mau biodata atau daftar buku penulis favorit kalian, request aja ke aku, ya! Eit, tapi hanya untuk :

Sri Izzati
Ayunda Nisa Chaira
Medina Savira
Wanda Amyra Mayshara
Sucia Ramadhani
Dienda Sartika
Muthia Fadhila Khairunnisa
Laksita Judith Tabina
Kanita Desfara Adzani

Boleh yang lain, kok.. tapi, aku hafal biodata penulis ini aja. Jadi, kemungkinan untuk penulis lain agak lama, ya..

Oh ya, untuk yang menunggu cerbung Andaikan... #Part3 harap bersabar, ya!

Sunday 13 October 2013

Cerpen : Horror Movie

Hello, Friends!

Ini cerpen keberapaku, yaaaa...?? Ah, gak usah dipikirkan! Yang penting...
C^E^K^I^D^O^T

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"AAAAAAAAAAAA!" teriakku kencang.
"Za, tenang!" ucap Bunda.
"seram, Bun! Aku melihatnya sedang ingin menerkamku! Itu lebih seram! Aku tidak mau tidur sendiri lagi, Bun!" desisku. "walaupun aku sudah besar," lanjutku terisak.
"tenang, Za! Hantu itu tidak nyata! Itu hanya halusinasi! Percayalah," tegas Bunda. "sekarang kamu tidur dengan Bunda," ajaknya kemudian. Aku mengangguk lalu mengikutinya.

Sejak aku menonton film horror The Conjuring, Mama, serta Insidious, aku jadi penakut dan suka menyendiri. Sikapku berubah, benar-benar 100% berubah. Aku menjadi ... entahlah.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"HUAAAA!" aku menjerit lagi ketika bangun tidur. "Hantu dalam film Mama! Hantu Mama! Aku melihatnya asli! ASLI!" aduku dengan nafas tak beraturan.
"Riza! Semenjak kamu menonton film horror, kamu benar-benar berubah dan Bunda merasakannya! Mulai sekarang, kamu ada dalam awasan Bunda," omel Bunda sekaligus khawatir.
"i... iya, Bun," sahutku terbata-bata. Bunda memelukku erat.
"maaf sayang, ini kesalahan Bunda karena tidak menjagamu," ucap Bunda disela-sela pelukannya. "sekarang, kamu siap-siap sekolah. Nanti telat, lho," sambungnya memerintah. Aku segera bergegas.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"jadi, kamu benar melihatnya asli?" tanya Izta meyakinkan.
"benar! Aku sendiri bahkan tidak percaya," kataku menegaskan. "hantu itu seram! Dia ingin menerkamku, padahal seharusnya menerkam Lily...."
"itu hanya halusinasi!" bantah Erty. "jika kamu percaya pada Tuhan dan dirimu sendiri, kamu tak akan terteror hantu dalam halusinasimu. Jangan takut lagi, Za," jelas Erty.
"ta... tapi, aku tidak bisa, Erty... aku benar-benar di teror hantu setiap hari, setiap aku tidur, setiap aku terbangun dari tidurku,..." isakku kesal.
"jangan menangis karena hantu! HANTU TIDAKLAH NYATA!" amarah Erty tak bisa dipadamkan. Ia paling sebal dengan orang yang takut dengan hantu.
Aku terpaksa berbohong demi amarahnya. "aku tidak takut hantu lagi,"
"benarkah? Secepat itu kau terbujuk?" Izta meminta aku mengulang kata-kata.
"ya. Aku tidak takut hantu lagi," ulangku.
"oke. Kau meluapkan amarahku. Ingat pesanku, 'hantu tidaklah nyata'," Erty menegaskan kata-katanya. Aku menelan ludah. Bagaimana kalau aku ketahuan berbohong?
"BU TIRTA DATANG!" beri tahu Richard heboh. Semua anak berlari kebangku masing-masing, tak terkecuali Izta dan Erty yang duduk di bangkuku.
"jangan melupakan kata-kataku," tegas Erty.
"oke, oke. 'Hantu tidaklah nyata'," sahutku jengkel. Ah, Erty cerewet sekali!

Seorang guru datang dengan misterius. Kepalanya menunduk, dan memakai baju guru seperti jubah. Siapakah dia? Tunggu dulu. Dia bukanlah Bu Tirta!

"ssss.. say, grrr... greeting," perintah Irfan terbata-bata. Ia takut dengan 'guru misterius' itu.
"gggg... good, morrrr... morning," salam semua murid terbata-bata.
Aneh. Sosok 'guru misterius' ini tidak menjawab. Benar-benar aneh, tetapi nyata!
"eumh, excuse me. May i ask you something?" ucap salah satu murid kepada 'guru misterius' itu. Orang itu hanya mengangguk tanpa berkata-kata.
"kamu ingin mengajar apa di kelas ini?" tanya murid yang ingin bertanya tadi. 'Guru misterius' itu menggeleng.
"ngapain kesini kalau tidak mengajar?!" pekikku pelan ketakutan. "apakah dia hantu?"
"tidak. Tidak mungkin hantu! Lihat saja. Ada kaki menapak tanah," bantah Codi sambil berbisik.
"aku takut,..." gumamku pelan. Efek! Ini efek menonton film seram!
'Guru misterius' itu tampak berjalan ke arahku. Tiba-tiba, dia hendak menerkamku, dan...

~~~~~~~~~~~~~~~~~

"TIDAAAAAAAK!" pekikku kencang.
"RIZA!" teriak Bunda. "Riza! Kamu benar-benar sudah kelewatan! Kamu phobia! Bunda akan mengantarmu ke ahli pengatas phobia(tips:sorry, aku ngasal, hahaha)!" jerit Bunda.

Aku dan Bunda segera pergi ke tempat ahli pengatas phobia. Ahli pengatas phobia atau APP(baca:Apepe) adalah orang yang ahli dalam mengatasi phobia seseorang. Jika orang itu phobia dengan nasi, maka APP itu akan mengatasi orang yang phobia dengan nasi itu bagaimana pun caranya.

"Bun, are you serious?" tanyaku menegaskan.
"sure," sahut Bunda sambil tersenyum.

Tibalah kita, di tempat APP.

Canggih sekali tempatnya, gumamku.

"mau ke APP?" tanya salah seorang petugas.
"tentu saja," jawab Bunda lalu dituntun petugas itu.

Sampailah kita di tempat tunggu. Banyak sekali! Disana, mereka memakai baju bergambar phobia mereka, lalu dicoret gambar itu. Ada yang phobia dengan nasi, piring, bahkan baju! Ya Tuhan, aneh sekali orang-orang ini. Kata ibu anak phobia baju itu, jika anak itu memakai baju harus menutup mata agar tidak menjerit. Ck ck ck...

Aku pun diberi baju bergambar hantu kartun dan gambar itu dicoret. Semua itu di buat dalam waktu yang sangaaaat singkat. Benar-benar aneh, pikirku. Oh iya, aku mendapat nomor urut 21. Satu kata, yaitu; lama.

Berjam-jam kemudian...

"21!" panggil petugas penjaga ruang APP.
"Bun, it's time," delikku. Bunda santai dan tersenyum simpul.
"jadi, kau phobia pada hantu, anak manis?" tanya Mr. Phom, ahli pengatas phobia alias APP.
"ya, Mr. Phom. Sejak aku menonton film horror bersama teman-temanku," jawabku menjelaskan.
"hmmm," Mr. Phom bergumam, lalu berpikir sebentar. "Hantu dalam film itu tidak nyata, anak manis. Mari kutunjukkan pembuatan hantu seram itu," ajaknya lalu membuka laptopnya. Bukan laptop, melainkan lebih canggih.
"NOOOO!" jeritku kencang.
"sshh, tenang! Lihat!" tunjuknya. Disana, terdapat proses pembuatan muka hantu film Insidious(tips:aku ngasal lagi! wkwk). Orangnya hanya di make up!
"i... itu," aku menunjuk kepada hantu filmnya.
"ya. Hantu itu manusia," potong Mr. Phom.
"sementara, untuk..." Mr. Phom memutar kursinya. "film Mama, itu editan. Bahkan, saya bisa membuat hantu editan lebih seram!" gurau Mr. Phom. Aku mendesah lega.
"lihat, benar, kan? Jika kamu ahli, kamu juga bisa mengeditnya, anak manis," lanjut Mr. Phom. Bunda tersenyum ke arahku.
"sementara untuk film lain, Mr. Phom?" tanyaku kemudian.
"jika hantunya itu mempunyai kaki, hantu itu manusia yang di make up. Sementara untuk semacam hantu film Mama, itu editan. Sudah kubuktikan, bukan? Aku bahkan bisa mengedit lebih seram," jelas Mr. Phom sambil tertawa. Aku ikut tertawa. Aku juga bisa mengeditnya, kataku.
"kamu juga bisa mengedit dirimu bersama hantu, lho!" beri tahu Mr. Phom. Aku menaikkan alis. "tapi bukan waktu yang tepat, anak manis. Ini masalah phobiamu," lanjutnya.
"kalau hantu nyata? Semacam, ummm... pocong, atau yang lain?" tanyaku lagi.
"itu..." Mr. Phom kebingungan. "Aha! Aku pernah dengar. Jika kamu percaya dan kamu tidak takut, hantu itu akan takut kepadamu dan menjauhimu. Jika kamu takut, hantu itu akan mengganggumu," sambungnya sambil tersenyum lebar.
"tapi, menghilangkan rasa takutnya itu susah sekali, Mr. Phom!" bantahku.
Mr. Phom menyeringai lebar. "tidak sulit. Kamu hanya perlu percaya kepada Tuhan dan percaya pada diri sendiri, lalu hantu itu akan menjadi tidak nyata dalam kehidupanmu," ucapnya.
Aku terdiam mematung. Ah, itu benar! Persis seperti kata-kata Erty waktu itu. Aku menjadi tenang.
"Bagaimana perasaanmu sekarang, anak manis?" tanya Mr. Phom lembut.
"aku merasa lebih baik! Aku tidak takut lagi!" seruku senang.
"benarkah?" tegas Mr. Phom
"benar! Terima kasih banyak Mr. Phom!"

~~~~~~~~~~~~~~~

"Mama... Mama..."

Terdengar suara menyeramkan dari TV. Oalah, ternyata film Mama!

"lagi menonton apa, Riza?" tegur Bunda.
"Mama, Bun. Kali ini tenang dan gak menakutkan!" jawabku sambil tersenyum.
"ingat kata-kata Mr. Phom, ya, sayang," ucap Bunda.

Mr. Phom benar. Hantu tidaklah nyata jika kita berani menghadapinya. Hantu akan nyata jika kita takut menghadapinya. Kau perlu ingat, hantu bukanlah sesuatu yang BENAR-BENAR nyata. Sekarang, aku suka menonton Horror Movie dan aku tidak takut sendirian di kamar lagi!

Karakter Cewek Berdasarkan Bulan Lahirnya

Ni hao!

Kali ini aku akan share Karakter Cewek Berdasarkan Bulan Lahirnya. Inget, ya, CEWEK. Jadi, buat Cowok jangan ngarep-ngarep kalo karakter bulan lahirmu bagus :p
Let's C^E^K^I^D^O^T

~~~~~~~~~~~~~~~

Cewek Januari : Mempunyai bakat terpendam, mudah mencari pekerjaan, rajin dan tidak mudah putus asa.
Cewek Februari : Enak dilihat, banyak akal, disukai banyak orang dan berani dalam mengambil keputusan.
Cewek Maret : Moody, menawan, tidak membosankan, pandai berbicara, dan mempunyai banyak bakat terpendam.
Cewek April : Mau mengalah, tidak ketergantungan, kreatif, pandai berbicara, dan sangat pantang menyerah.
Cewek Mei : Cemburuan, penjaga rahasia, sangat bersahabat, tidak suka dikritik dan pandai berbicara.
Cewek Juni : Pintar bergaul, cemburuan, berani, bertanggung jawab, dan sangat suka bercanda.
Cewek Juli : Pintar bergaul, cemburuan, setia, suka mengobrol, dan tipe cewek romantis.
Cewek Agustus : Bersikap tenang, murah hati, wanita yang menarik, dan sangat menyayangi.
Cewek September : Wanita sederhana, pandai bergaul, seru orangnya, tipe cewek setia dan optimis.
Cewek Oktober : Pintar bergaul, agak malas, tetapi pandai, kreatif, dan tipe cewek yang setia.
Cewek November : Romantis, penuh kejutan, disukai banyak orang, fokus dan terbuka.
Cewek Desember : Menawan, romantis, setia, simple, humoris, dan sedikit agak royal.
 
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
 
Oh iya, aku Cewek November. Ahayy, banyak yang suka sama aku :^ for Cowok, coming soon ya! Oh iya, kalian Cewek apa?

Selamat Hari Idul Adha

Assalamu'alaikum!

 

Selamat Hari Idul Adha!


Kalian pada qurban, gak? Kalau aku cuma nyumbang uang qurban untuk sekolah ^_^

Wednesday 9 October 2013

My 2nd Blog

Hai Friends!

I made 2nd blog and created by skins. It's just try to have blog-skin. Here is the blog; link. Thank you!!

Monday 7 October 2013

Upacara yang Kacau Balau!

Hi Friends!

Kayaknya, hari ini aku banyak post, ya? Hehehe...!! Kali ini, aku curhat. Lupa memberitahu, kalau hari ini kelasku jadi Petugas Upacara. Yang kutahu :

Janji Siswa : Zahra or Me :D
UUD 1945 : Kevin
Doa : Kiki
PASKIBRA : Silvi-Evita-Ananda
Drijen : Rasha
Protokol : Asya
Pancasila : Chiara
Kl. 1 : Hanif
Kl. 2 : Harry
Kl. 3 : Nabila
Kl. 4 : Kalo gak salah Rayi...
Kl. 5 : Kalo gak salah bencong; Panji :v
Kl. 6 : Satrio
Dan, PEMIMPIN UPACARA : Terry .-.

Oke, dan, aku gerogi banget. Tapi, gak segerogi kemarin. Dan perlu kau tahu, upacara kali ini banyak banget salah. Pertama, apaa, yaa? Drumband! Oh, menggelikan -_- Tapi kayaknya Terry jalannya terlalu gimana. Dan juga Hanif, dengan muka 'cengo' itu dia teriak untuk hormat ke pemimpin, Terry. Suaranya, oh, mematikan :3 cempreng sekali vrooh! Sehabis itu, bendera. Mamaakkk! Bendera kebalik! ._. aduh, benar-benar upacara kali ini. MALU-MALUIN! Dan, Rasha. Dia harusnya belum balik karena setelah Indonesia Raya, drijen masih menetap di tempat untuk menyanyikan Mengheningkan Cipta. Haduh, oh my eyes! Dan oh ya, Nabila itu jalannya...


LOLZZ! XD itu lagi ngantuk plus ... ah, entah. Yang bener, foto yang kesatu. Masa langkah tegak maju tangannya kayak gitu? Oh iya, mengapa aku lanjutin? Karena, dengan itu aku suka bercanda "AKU ANAK SEHAT!" sambil nunjukkin gaya jalan Nabila. Ahaha! Temen-temen aku automatic ngakak, karena mereka pada benci sama Nabila akibat kecentilannya. Selain Nabila, banyak juga pemimpin barisan yang saat laporan salah. Tapi, yang paling parah Nabila. Sehabis kesalahan Nabila, kesalahan Kevin. TITIK KOMANYA MANA? Kurasa dilupakan ._. oh, malangnya titik koma (?) dan, itu Kevin baca atau baca? Bener-bener gak ada intonasi dan .... susah didengarkan -_- oke, habis itu pancasila. Itu gak ada salah, dan bener-bener GREAT! Good job for Chiara as pembawa pancasila. Dan, habis itu..... E LUPA! Kan, pancasila dulu baru UUD, eonya diriku :v dan, habis itu .... aku. Janji Siswa. Dan, oh may gat! Aduh, aku nurunin mike dan itu sangat memalukan ._. dan, kau tahu aku pendek sehingga harus menurunkan mike. Oke, tapi bagusnya gak ada kesalahan membaca. Hanya menurunkan mike yang memalukan di mata para murid SDN KDW 02 PAGI. Argh, mengapa? Tapi syukur aja, gak ada salah. Thanks very much, god. Oke, dan habis itu... mungkin kesalahan lain Doa juga salah. Karena, terlalu pelan. Habis itu, penghormatan kepada Pembina. Si Terry selaku Pemimpin, malah hormat kepada pemimpin bukan ke pembina -_- KUALAT BOHONG, tuh! Makanya, jangan bohong jadi kualat. Tapi, dia tetep disalimi dan dipuji oleh guru. Tau, gak, dia salimnya kayak apa? Kayak gini nih :


Emang, tuh anak eo banget. Bukannya salim beneran, malah salim jabat tangan udah kayak bos-bos dan temen-temen. Note : - itu berarti ke. Dan, oke. Salah apalagi? Yap yup, laporan pemimpin barisan. Lagi-lagi, Nabila jalan seperti AKU ANAK SEHAT :V dan, itu sangat memalukan. Apalagi, jalannya sok lembut.

AKHIRNYA, UPACARA SELESAI! VROOHH, PARTY ROCKING!

Jangan senang dulu. Di kelas, harus mendengar omelan dan ocehan serta ceramah Bu Relina, wali kelas. Pokerface :| yang jelas, UPACARA HARI INI KACAU BALAU WOW!

Cerpen : Indonesia Lebih Baik!

Hola! (ala Dora)

Kalian tahu aku lagi senang membuat cerpen?? So, jangan heran aku buat cerpen lagi...
C^E^K^I^D^O^T

INDONESIA LEBIH BAIK!

Cynthia terpaku di jendela kamarnya. Sesekali, air mata keluar membasahi keningnya dan ia menghapusnya kembali. Cynthia masih tidak percaya akan kata-kata Mom seminggu yang lalu...

"Cynthia!" panggil Mom dari dapur.
Cynthia lari tergopoh-gopoh, "ada apa, Mom?" tanyanya riang.
"I want talk about something special to you," ucap Mom. Oh ya, Cynthia itu blasteran. Dad-nya berdarah Indonesia, sementara Mom berdarah England. Cynthia lahir di kebangsaan Dad-nya, Indonesia.
"what, Mom?" seloroh Cynthia tidak sabar.
"we want to move house," jawab Mom. "to Indonesia,"
"WHAT?!" jerit Cynthia. "pi.. pin... pindah ke Indonesia? I won't!" tolak Cynthia menahan tangis.
"you don't be sad, orang Indonesia itu tidak jahat, ramah-ramah. Budaya Indonesia akan membuat kamu tertarik dan nyaman disana. Dan, yang penting, your new friends will be great," Mom lalu menenangkan Cynthia yang sudah menangis.
"I won't... I won't..." isak Cynthia. "Aku tidak mau meninggalkan Ceyla dan Cicka! BFC!"
"Best Friends C?" tanya Mom. "Kamu akan mendapatkannya juga, meskipun namanya bukan berawal dari C,"
"Tidak akan," Cynthia mengusap air matanya dan masuk kamar.

1 minggu kemudian...

Disinilah Cynthia, di jendela kamarnya. Terpaku sambil menangis sesenggukan. Dia tidak mau move house, karena sudah terlanjur cinta dengan tempat tinggalnya, Amerika, dan sudah bersahabat dengan Ceyla serta Cicka. Bahkan, karena nama mereka sama-sama berawal dari C, mereka; Cynthia, Ceyla dan Cicka, membuat kelompok persahabatan bernama "Best Friends C" seperti yang disebutkan Mom tadi, yang artinya Persahabatan C.

Cynthia mengambil diary-nya, lalu mulai menulis. Ia memang hobi menulis diary dan sering sekali curhat.

Dear Sweety..

Kamu tentu sudah tahu kalau aku mau move house ke Indonesia, karena sebelumnya aku sudah menceritakannya. Aku sudah ingin membatalkan move house itu dengan cara yang sudah kubilang; merayu Mom. Tetapi, tidak ampuh sama sekali. Keputusan Mom bulat. Sweety, aku sedih sekali.. aku takut tidak punya teman dan persahabatanku antara Ceyla dan Cicka putus... Aku tidak mau ada salah satu dari BFC pisah.. Dear God, please help me.. Jika memang itu jalanku yang terbaik, pertemukanlah aku dengan sahabat baru,...

Cynthia terisak-isak menulis diary-nya yang bernama Sweety. Entah mengapa, Cynthia begitu mementingkan sahabatnya itu sampai menangis berhari-hari tanpa henti. Memang sahabat itu penting, tetapi jangan terlalu seperti itu hingga menangis tidak berhenti selama 7 jam.

***

Disinilah Cynthia bersama Mom dan Dad, Bandara Internasional Amerika. Mereka akan menaiki pesawat Indonesia, yaitu Garuda Indoensia. Mom dan Dad sudah memesan tiket VVIP yang akan membuat mereka nyaman sepanjang perjalanan. Karena perjalanan Amerika-Indonesia jauh, mereka harus transit satu kali dan melanjutkan perjalanan kembali. Ah, Cynthia ingin berteriak rasanya dan melampiaskan rasa sedihnya. Aku benci ini, aku tidak mau moving house! batin Cynthia bersedih.

"Good bye America..."

***

14 jam berlalu. Kini, Cynthia telah menginjak kaki di tanah airnya serta tanah air asli Dad, tempat kelahirannya, dan tempat tinggalnya yang baru.Cynthia menghela napas panjang, lalu ikut melangkah sambil mengambil sesuatu dari tasnya. Oh, Sweety, diary-nya lagi.

"Aku akan menulisnya saat makan nanti," gumam Cynthia sambil memeluk diary-nya. Entah mengapa, Cynthia merasa diary-nya adalah segalanya baginya. Bahkan, Ceyla dan Cicka pun tidak mengetahui sedikit pun isi diary tersebut.
"Cynthia, wanna eat or drink something?" tanya Mom. Cynthia mengangguk, karena dia memang lapar sekali. Kalau haus, di pesawat tadi Cynthia sudah banyak minum sehingga sekarang ia tidak haus lagi.
"Saya pesan 2 soto kudus, dan... Cynthia mau apa?" pesan Mom sekaligus meminta Cynthia memesan makanannya.
"soto kudus? Apa itu?" tanya Cynthia polos dan bingung.
"susah, lah, menjelaskannya, honey. Now, go hurry," perintah Mom, tetapi masih saja lembut.
"okay, aku pesan.. um, fried rice ini," Cynthia menunjuk Nasi Goreng Spesial. Pelayan itu segera mencatatnya dan mengulangnya. Tak lama kemudian, datanglah semua makanan itu. Pelayan itu tersenyum ramah lalu kembali ke dapur. Benar kata Mom, orang Indonesia ramah-ramah, batin Cynthia terkagum-kagum.
"kenapa melamun, Cynthia? Go hurry eat your food.. itu Nasi Goreng terenak katanya," ucap Mom.
"seriously? Nasi Goreng terenak? Oke, oke.. aku hurry eat, deh," balas Cynthia, lalu memakan Nasi Gorengnya.
"ummm!" mulut Cynthia menjadi tembam karena mengambil terlalu banyak porsi sendoknya. Semua tertawa. "ewnwak swekwalwi!" Cynthia menjadi lucu bicara. Suasana menjadi riang. Aku mulai nyaman disini... ucap Cynthia dalam hati, lalu menatap sekeliling sambil tersenyum.

***

Keesokan harinya, Cynthia sudah siap dengan seragam putih-merah. Dia juga sudah memakai lokasi sekolahnya, yaitu SD Indonesia Kita Merdeka. Dengan nama CYNTHIA di atas dada kanan, serta dasi dan ikat pinggang, dan tak lupa sepatu beserta kaus kakinya, ia siap berangkat ke sekolah barunya. Cynthia mulai nyaman.

"Sudah siap sekolah?" tegas Dad.
"siap! Siap sekali!" jawab Cynthia yakin.
"selamat sekolah, Cynthia.. lakukan yang terbaik! Semangat!" Dad menyemangati Cynthia. Cynthia salam kepada Dad, lalu berlari menuju lapangan tempat upacara. Upacara apa ini? batinnya bertanya-tanya. Tapi, Cynthia hanya mengikuti dengan tertib. Padahal, hampir semua anak di kelas 5 mengamatinya, tetapi Cynthia tidak peduli dan tetap tertib karena rasa ingin tahunya tentang upacara ini.

***

"kamu anak baru?"
"wah, kamu cantik sekali!"
"oh, kulitmu putih sekali!"
"aku kagum akan kecantikanmu!"
"semoga kamu tidak sombong!"
"berteman dengan kami, ya!"

Beribu kata menghampiri Cynthia yang hendak masuk kelas. HENDAK, belum masuk kelas. Hendak saja sudah dipenuhi dengan semua anak. Cynthia tersenyum, lalu dengan lembut dia berkata, "sabar dulu, teman-teman. Aku mau duduk dulu," dan itu semua membuat anak-anak tercengang. Secantik ini baik? Wah, semua teman semakin tidak sabar untuk mendekatinya.

***

Pelajaran pertama, kedua, serta ketiga selesai. Cynthia segera berlari ke luar kelas. Dengan singkatnya, Cynthia sudah mendapat berpuluh-puluh teman! Wah... hal ini membuat Cynthia semakin semangat bersekolah, apalagi semua guru baik dan perhatian kepadanya.

"Annyeong, Cynthia!" sapa Ryta.
"Annyeong, Ryta!" balas Cynthia sambil tersenyum riang.
"mau ke kantin?" tanya Ryta penuh semangat.
"yup," jawab Cynthia singkat.
"aku boleh bareng kamu, tidak?" harap Ryta.
"boleh, boleh! Dengan senang hati!" Cynthia segera menggamit tangan Ryta, lalu mengajak ke kantin. Wah, Cynthia baik sekali, cantik, pintar, senangnya punya teman seperti ini... batin Ryta terkagum-kagum.

Saat orang-orang melihat Ryta berjalan dengan Cynthia bergandengan, semua jadi iri. Seakrab itu? 
"Kami juga mau digamit kamu, Cynthiaaaa...!" sindir Ifa dengan wajah memelas. Sepertinya bukan menyindir, tetapi meminta.
"boleh!" Cynthia lalu menggambit tangan Ifa, dan semuanya juga ikut. Wah, Mom benar! Indonesia benar-benar menyenangkan! Tinggal mengenal budayanya, nih.. gumam Cynthia dalam hati. Dia tersenyum senang.
"Teman-teman," panggil Cynthia.
"ada apa, Cynthia?" seloroh mereka hampir bersamaan.
"boleh ajari aku kebudayaan Indonesia?" pinta Cynthia.
Seketika, 9 (WOW) anak itu ribut. "tentu saja!"

Cynthia pun di ajari tari-tari tradisional Indonesia, dan diperkenalkan dengan baju-baju daerah Indonesia. Tak lupa, alat musik tradisional Indonesia tentunya. Cynthia semakiin bersemangat. Dalam waktu satu hari, dia mendapat berpuluh-puluh teman dan ilmu yang banyak! Betapa senangnya gadis satu ini.

Cynthia merasa, "Indonesia lebih baik daripada Amerika,". Yup! Semua warga Indonesia harus mengakui itu. Tapi, karena saking banyaknya artis hollywood yang keluar di luar negeri, warga Indonesia tidak mengakui itu. Maka, lestarikanlah Indonesia, terutama budayanya! Jika orang luar saja mau melestarikan, kenapa kita tidak?

Cerpen : SMS Misterius

Hai All!
Aku buat cerpen lagi, nih! Cerpen ke... 3, kan? Kali ini cerpen yang kubuat adalah lomba di Event Facebook, tentunya lomba cerpen. Lombanya berhadiah buku KKPK. Sambil baca, sambil doakan aku menang, ya! Hehehe.. Oh iya, cukup tahu, bahwa ibu-ibu dan Mas Anto itu adalah kejadian nyata. Tapi, terornya enggak, kok.. kejadian nyatanya bahkan terjadi hari ini, lho! Ideku hebat, kan? Wkwk... Dan satu lagi, yang nyata cuma dari "Eyang," sampai "kembali ke rumah".

Finally, Wish Me Luck and Keep Reading! ^_^

SMS MISTERIUS

"Eyang, aku mau ke Mas Anto. Aku mau beli pulsa," pamitku lalu membuka pintu. Aku mengambil sepeda kecilku yang berwarna hijau, dan segera melesat ke Tukang Pulsa, Mas Anto yang bernama sama dengan nama ayahku. Aku sudah langganan disana.

Sambil membawa secarik kertas berisi nomor teleponku, serta uang sejumlah Rp30,000,000. Aku akan membeli pulsa sebanyak 25 ribu. Dihitung-hitung, banyak juga pengeluaranku bulan Oktober ini.

Kring... Kring...

Aku membunyikan bel sepedaku dengan nyaring begitu sampai di Toko Mas Anto. Disana, terlihat sosok ibu-ibu yang menatapku kepo dan tidak suka. Ufff, aku menghela napas pelan.

"Om, aku mau beli pulsa, dong!" ujarku begitu sampai.
"Pulsa apa?" tanya Mas Anto yang sedang mengetik.
"Mentari," jawabku singkat.
"Berapa?" Mas Anto menoleh ke arahku dan ibu-ibu menyebalkan itu.
"25 ribu aja, aku bayar langsung," sahutku lalu hendak menyerahkan kertas berisi nomor yang akan diisi pulsa. Ternyata, Mas Anto suruh mengeja. Ya, sudah, aku mengeja nomornya.

Aku merasakan keanehan di ibu-ibu itu. Saat aku membaca kertas, dia tampak sangat kepo dan menatapku hingga akhir aku pulang. Menyebalkan sekali!

"sok kenal," rutukku pelan saat beranjak pulang.
"makasih Om!" ucapku kepada Mas Anto, hampir lupa mengucap Terima Kasih kepadanya karena sudah mengisikan pulsa. Aku segera kembali ke rumah.

***

"Orang itu me-nye-bal-kan!" ceritaku di sela-sela telepon.
"ya, ya, ya. Aku tahu. Aku penasaran akan sosoknya," tanggap Rasha di seberang telepon.
"pokoknya...." kata-kataku terputus. "Ah, ada SMS. Nanti lagi, ya, Sha! Siapa tahu SMS penting, dari fans," kataku pamit dan sedikit GR.
"idiiww, fans? Mana ada yang mau nge-fans sama kamu, yeee," ledek Rasha.
"ihh, ada, dong." sahutku dengan jengkel dan berpikir, "Binatang," gurauku. Rasha tertawa terbahak-bahak.
"HAHAHA! Ya, sudah. Katanya ada SMS?" tanya Rasha yang masih tertawa.
"Oh iya, lupa aku. Oke, bye bye. HAHAHA!" aku menutup percakapan kami.

Huh, orang itu me-nye-bal-kan! gerutuku dalam hati. Aku kembali bicara tentang orang itu.

Ya, ORANG ITU, sosok ibu-ibu yang memperhatikanku ketat saat aku membeli pulsa tadi. Sekali lagi, ME-NYE-BAL-KAN! Eh, hampir lupa! Tadi, kan, ada SMS. Oke, karena terlalu kesal, jadi lupa, nih.

Hai Anak Kecil!
Kamu pasti hari ini sedang memakai baju Paris berbackground Putih dan Parisnya berwarna Pink dengan jeans berwarna hitam kebiru-biruan! Kamu juga tinggal di Komplek Intan Permata Jl. Permata I No. 6. Kamu juga anak kecil! Haha.. aku tahu karena aku tadi menemuimu! Tetapi kamu tidak tahu siapa diriku!

-PRIVATE NUMBER-

"HAH?!" aku menjerit seketika. Oh, Tuhan.. ada yang menerorku! Aku harus menghentikan dan menyelidiki teror ini! Sebagai hacker rahasia, aku mulai beraksi. Aku mulai membuka Private Number itu. Aha! Ketemu nomornya; 089876543210. Kena kau manusia misterius! Aku segera mengetik balasanku kepadanya :


Hai Orang Gak Jelas!
Oke, aku jujur. Aku gak tahu dirimu, aku hanya bertemu orang-orang yang aku kenal hari ini! Tapi, aku tahu nomormu dan TEROR PRIVATE NUMBER-mu telah berakhir karena aku seorang hacker andal. Aku bukan cracker dan aku adalah HACKER! So, jangan rahasia-rahasiaan lagi. Walaupun, siapa kamu belum terungkap.

-ORANG JELAS-

Oke, amarahku kambuh dan aku sedikit deg-degan. Hari gini masih neror pake Private Number? Capek, deh, cyiinn... cara orang itu, hmmm, cukup aneh menurutku. Dia tidak tahu bahwa aku seorang hacker andal yang bisa meng-hack Private Number. Ahaha! Jayus.

Ting Ting!

Sip, ini pasti si private number yang sudah terungkap! Olala, ternyata ayahku. Oke, tidak apa. Siapa tahu ada berita baik dari isi smsnya.

Nak, ayah pulang cepat. Sampai rumah ayah melihat kamarmu berantakan, awas saja.

Oh tidak, itu sebuah ancaman! Dan boleh jujur, aku orangnya malas. Malas dalam hal merapikan kamar. Maka itu, kamarku berantakan dan aku selalu tidur malam untuk membereskannya. Dan, berita buruk bagiku jika ayah pulang cepat! Mungkin itu berita baik bagi kalian semua, tetapi buruk bagiku! Arrghh, buruk banget-sekali!

Ada SMS lagi! Aku, kan, tidak membalas SMS ayah. Maka, oh... private number! Yeahaha... bertarung kembali kita.

Heh! Anak Kecil!
Jangan berani-beraninya melawanku, karena aku ORANGTUA! ORANG LEBIH TUA! Gak tau adab, kamu!

Whatever, dia orang yang lebih tua dariku? Sikapnya seperti anak-anak! Aku tidak peduli. Langsung saja kubalas,

Hei, ORANG-TUA GAK JELAS!
Aduh, aduh, aduh... ternyata orang-tua? orang yang-lebih tua? Fine aja, sih. Aku punya adab. Kamu yang gak punya adab, orang-tua. Sikap seperti anak kecil.

Termasuk mengejek, gak, sih? Ah, sudahlah. Yang penting, aku sudah membalas dia dan telah tahu nomornya yang tadinya private number. Menyenangkan juga menjadi hacker. Hack hanya dilakukan pada keadaan penting. Aku tidak menyalahgunakannya.

Aku merasa... oh, perasaan apa ini? Seperti menyelimuti pikiranku dan, noo...

***

Aku terbaring lemah di kasur. What?!

"Hai, Fira," sapa ayah lembut. Siapa yang memindahkanku ke kasur? Tanda tanya besar.
Aku hendak membuka mulut. Ayah yang tahu apa yang mau aku ucapkan, segera berkata, "iya, Fira. Kamu pingsan begitu lama. Entah dengan penyebab apa, tapi ayah menemukan kamu..." kata-kata ayah terputus. Dia menunjukkan SMS-ku dengan private number. Oh god! Ayah tahu itu!
"hei, ada SMS baru darinya..." gumamku dan segera merebut handphone-ku. SMS balasannya yang baru berisi :

Aku mengalah. Kamu hebat, kamu hacker dan tahu nomorku. Tapi aku merasa dilecehkan, karena aku adalah...

Tanda tanya. Oh, dia enter begitu panjang. Sampai akhirnya, aku menemukan kata yang sangat membuatku terkejut dan ingin pingsan lagi.

Ibu-ibu yang kau temui tadi di Mas Anto.

"GAK MUNGKIN!" teriakku lalu duduk dari tidurku.
"Ibu-ibu tadi itu siapa?" tanya ayah yang sudah baca semua SMS-ku dengan private number alias ibu-ibu itu.
"tadi... aku pergi ke Mas Anto, lalu saat aku membacakan nomornya, ada ibu-ibu dengan tatapan serius dan tidak suka melihat nomorku. Ugh, menyebalkan..." kisahku.
"oh, begitu. Kamu tidak sopan, Fira," nasihat ayah.
"lagi, ibu-ibu sok gaul pakai private number, pantas aku lawan! Aku pun tidak mengira private number itu ibu-ibu." sanggahku jengkel.
"private number? Numbernya terbuka, kok." Ayah bertanya-tanya.
"oohh, iya. Tadi aku meng-hacknya dan aku tahu nomornya sehingga aku dan private number alias ibu-ibu itu, adu mulut," jelasku.
"sekarang kamu tanya alamat ibu-ibu itu." perintah ayah.
"untuk apa?" tanyaku menggerutu.
"ayah ingin mengetahui sosoknya, siapa tahu teman ayah yang tidak mengetahuimu," ungkap ayah. Oke, segera aku tanya dan dapat!
"Komplek Intan Permata Jl. Permata III No.7," aku membacakan alamatnya. "dekat sekali, yah,"
"iya. Ayah akan menemuinya." ayah langsung bergegas. Oh, secepat itu? Sepertinya ayah niat sekali.

***

Tak lama, ayah kembali membawa seorang ibu-ibu. Oh, ibu-ibu tadi!

"Nak, ini teman ayah. Dulunya juga musuh ayah, dan ayah membencinya. Sama seperti kamu, membencinya," ayah memperkenalkan ibu-ibu itu.
"maaf, bu, saya berperilaku sopan," kataku meminta maaf dengan canggung.
"iya, tidak apa. Maaf meneror, hihihi..." ibu itu terkikik kecil. "Ibu Mira." dia memperkenalkan namanya.
"Fira," aku juga memperkenalkan namaku.
"ibu memperhatikanmu karena ibu sering melihatmu bermain volly dilapangan," ucap Ibu mira.
"oh, pantas saja," aku bergumam. Aku seperti pernah melihat ibu ini, dan ternyata dia yang sering menonton pertandingan volly-ku dan teman-teman.

Ah, lenyap sudah amarahku dan terungkap sudah kasus teror SMS Misterius! Dari teror ini, aku belajar untuk menahan amarah. Karena amarahku, Bu Mira jadi marah dan kami adu mulut. Eh, adu SMS! Oke, terima kasih ibu-ibu misterius!

Cerbung : Andaikan... #Part2

Untuk Part 1, klik di sini.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Sebenarnya..." mama menghela napas sebentar. "kamu bukan anak mama dan papamu yang meninggal. Kamu adalah anak ibu dan ayahmu, tetapi mereka sudah meninggal juga. Apakah kamu tidak ingat itu, sayang? Kamu anak dari ibu dan ayah, bukan mama dan papa. Kamu pernah tinggal di sebuah Panti Asuhan. Ibu dan ayahmu meninggal karena kebakaran. Apakah kamu melupakan kebakaran itu? Kamu berada disitu, Lisha... tetapi, kamu selamat dan kamu dimasukan Panti Asuhan. Sampai akhirnya, mama dan papa mengadopsimu hingga papa terserang penyakit jantung dan juga meninggal," cerita mama dengan tersedu-sedu. Mama merangkulku, hendak berkata sesuatu lagi. Aku tercengang, aku melepas rangkulannya.
"mama jahat! Kenapa mama tidak memberitahuku sebelumnya!?" bentakku lalu membalik badan. "aku benci mama!" aku berlari keluar kamar dengan perasaan yang terisak.
"Lisha! Dengar apa yang ingin mama bicarakan sebelumnya, Lisha!" mama mengejarku. Oh, bodohnya diriku. Mengapa aku keluar kamar? Tadi itu kamarku sendiri, dan aku harus kemana?

Mama semakin dekat. Segera aku membalik badan, lalu kembali ke kamar. Mama terlihat menyerah. Ya, mulai hari ini, jam ini, menit ini, DETIK INI, aku benci mama! MAMA ANGKATKU. Ya, setelah aku ketahui bahwa dia adalah mama angkat dan BUKAN mama kandung!

"Lisha! Mama takut kamu terganggu jika mama bicara duluan, maka itu mama bicara tengah-tengah hidup," ungkap mama lirih. "kamu harus mengerti itu, Lisha. Kamu bukan anak kecil lagi, kamu sudah besar dan beranjak remaja."
"Cukup, ma! AKU SUDAH TERLANJUR BENCI! Mama tahu kan sifatku? Kalau sudah benci dengan seseorang, tidak bisa sayang lagi! Titik!"

***

Hari demi hari berlalu. Waktu terus berjalan beriringan dengan detak jantung dan nafas yang kuhembuskan. Hari yang sempurna. Ah, tidak. Aku sudah mengetahui semuanya dan kejadian tentang mengatahuinya mama angkatku, aku tidak lagi bahagia dan bisa bercanda tawa. Kini, aku hidup masih dengan mama. Ya, tentu mama angkat. Aku terlanjur benci dan bahkan selama 2 hari aku tidak makan, paling hanya nyemil makanan ringan. Saking bencinya aku.

Mama tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Dia sudah tahu bahwa aku terlanjur... jur... jur... membencinya sekali... li... li... dan tidak bisa diganggu gugat. Sudah lama aku tidak keluar kamar dan tidak bertegur sapa dengannya. Aku tidak peduli dia orang tua atau tidak. Yang jelas, dia bukanlah ibu kandungku dan aku berhak membencinya, karena aku bukan lahir dari rahimnya.

***

Toktoktok.

Seseorang mengetuk pintu kamar. Hhhh, aku menghembus napas dalam hati. Pasti mama angkatku, pikiranku sudah menduga-duga tentang mama angkatku lagi.

"Sayang, ini mama."
Oke! Sudah kuduga, dia, kan?! Benar-benar tidak bisa dijelaskan.
"buat apa kesini?" tanyaku ketus.
"Ingin mengucapkan maaf." jawabnya dari luar kamar.
"Tidak ada maaf, dan tidak ada bertemu. Sekarang, pergi!" aku mengusirnya. Sosok yang sudah membohongiku selama bertahun-tahun.

Ah! Sekarang aku merasa bodoh. SELAMA BERTAHUN-TAHUN. Ya, selama bertahun-tahun mama angkatku membohongiku. Tetapi, selama bertahun-tahunlah dia mengurusku sampai sebesar ini. Ibu dan ayah kandungku meninggal saat aku berusia 2 tahun yang berarti sudah 10 tahun mama angkat mengurusku. Ya, umurku 12 tahun yang sudah beranjak remaja.

Lama-lama, aku merasa kasihan. Oh, aku juga bodoh soal ini. Aku sudah terlanjur membencinya sekali-kata yang kuucap beratus-ratus kali-dan aku sudah bilang bahwa aku tidak akan menyayanginya. Plinplan ini.

"AAAAA!" teriak seseorang. Jantungku berdegup kencang, cepat, dan, perasaanku tak karuan. Aku masih trauma untuk bertemu sosok yang kamu tahu, mama angkatku. Tapi, kali ini aku memaksanya.

Aku turun lewat tangga dengan cepat. Bukan cepat lagi, sangat cepat hingga aku hampir terjatuh dibuatnya.

"ASTAGA!" jeritku. Sesuatu yang tidak diinginkan terjadi...

TO BE CONTINUED...

Sunday 6 October 2013

Cerbung : Andaikan... #Part1

Hei Guys!!
I'm back with Cerpen :D Oh iya, aku lagi suka nulis cerpen, lho! Makanya, wajib baca XD
C^E^K^I^D^O^T

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kriek...

Seseorang membuka pintu kamarku.
"Lisha, makan dulu, sayang..." ajak mama sambil menutup kembali pintu kamarku.
Aku membuang muka. "mengapa mama mengajakku makan? Aku tak mau makan jika hidupku masih seperti ini. Lebih baik aku pergi dari dunia ini!" ketusku sambil menundukkan kepala. Kedua kakiku dilipat, dan aku memeluk erat kedua kakiku itu.
"Hush! Sha, kamu tidak boleh bicara seperti itu!" cegah mama lalu duduk di sampingku.
"kenapa sih aku harus hidup seperti ini? Mengapa aku harus hidup kalau hidupku tidak ada gunanya?!" aku mulai terisak. Mama mulai merangkulku. Aku melepas rangkulannya.
"sudah, sudah. Yang penting sekarang, kamu makan dulu," mama yang ternyata sudah menyiapkan makanannya, siap menyuap makanan itu kepadaku.

***

"Andaikan dia tahu, apa yang ku rasa, resah tak menentu, mendamba cintamu..." aku bernyanyi dengan lirih sambil memainkan piano.

Butir demi butir air mata menetes dari mataku dan membasahi pipiku yang tembam. Lama kelamaan, air mata itu menjadi banyak dan aku menangis keras.  

Aku berlari ke kamar dengan rasa terisak. Kenapa aku harus menyanyi dan memainkan lagu itu? Kenapa aku harus mengingat itu semua, kenapa!?

"Lisha! Lisha!" panggil mama tergopoh-gopoh.
"mama mau apa lagi, sih, kesini?! Tidak tahu, aku sedang terisak?! Hiks..." aku membentak mama lalu tangisku semakin menjadi-jadi.

Mama memelukku. Aku ingin melepaskannya, tetapi entah mengapa tanganku mengatakan jangan lepaskan. Sekarang, yang kurasakan hanyalah kehangatan dari pelukan seorang ibu yang tulus menyayangiku.

"Lisha..." mama ikut menemaniku menangis. "mama tahu yang kamu rasakan, lupakanlah itu semua, Lisha,"
"Aku tidak bisa melupakan itu semua, ma.. semua itu telah membuatku trauma dan takut untuk hidup," ceritaku lirih. "a... ak... aku rindu papa, hiks..." sambungku terbata-bata.
"sayang, ada yang harus mama ceritakan, tetapi tidak sekarang." ucapan mama terlihat sangat... sangat... entahlah. "belum waktunya," lanjutnya kembali.
"ceritakan sekarang!" desakku lalu melepaskan pelukkan mama.
"sebenarnya..."

TO BE CONTINUED...

Saturday 5 October 2013

Cerpen : Misteri Foto One Direction

My 2nd Cerpen ;)
C^E^K^I^D^O^T

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Aku menatap langit-langit kamar yang dipenuhi poster. Terlihat jelas, tampak foto One Direction sedang tersenyum ke arahku. Tetapi, kali ini aku merasa senyuman One Direction itu beda. Padahal, jelas-jelas itu hanyalah foto One Direction belaka. Ah, mungkin hanya pikiranku saja yang kacau. Mana ada gaya foto seseorang bisa berubah? Ada-ada saja aku ini. Mungkin, ini hanya efek ketakutan karena di rumah sendiri. Huf, hilangkan rasa takut itu susah sekali. Aku terpaku sambil melirik-lirik seluruh kamar, khawatir ada sesuatu menerjang diriku.

Ya, hari ini, sore hari, aku sendiri di rumah. Aku tinggal bersama kedua eyangku, satu tanteku, dan ayahku. Ibuku kerja dan adikku tinggal di rumah nenekku yang berada di Bogor. Saat ini, kedua eyangku sedang menjemput tanteku sekolah. Ya, tanteku tidak normal dalam mentalnya. Jadi, dia bersekolah di SLB meskipun umurnya sudah tidak layak sekolah lagi.

Sendiri di rumah adalah hal paling menakutkan bagiku. Lebih menakutkan daripada film Slit-Mouthed Woman dan film Insidious. Film horror terseram bagiku. Film horror itu pula yang membuatku jadi takut di rumah sendiri, tapi memang aku yang penakut. Tapi, aku sangatlah labil. Dulu, karena aku ingin menonton film favoritku di TV, aku jadi selalu tidak ikut jika eyang menjemput tanteku. Dan, mulai saat itu juga, aku selalu tidak ikut menjemput tanteku. Padahal, dihitung-hitung peristiwa itu sudah berbulan-bulan yang lalu. Penakut sekali diriku ini, oh Tuhan.

Aku memberanikan diri untuk melangkah ke ruang tamu. Sedari tadi, aku hanya diam seperti patung yang bisa berkedip mata. Tiba-tiba, saat aku melangkahkan kaki ke ruang tamu, dilihatku sesuatu berwarna putih melayang-layang di tembok.

"HUAAAA!" aku menjerit sekeras mungkin. Tapi, aku tak bisa gerak! Kuputuskan untuk berbalik badan, lalu kembali ke kamar tanpa melihat sesuatu berwarna putih itu. Aku menghela napas ketakutan setelah menjerit sekeras itu. Mungkin, seisi komplek akan mendengar jeritanku itu.

Hantu! Pikiranku melayang. Itu pasti hantu! Apa lagi kalau bukan hantu? Hantu yang menggangguku saat aku sedang sendiri di rumah.

PLAK!

Aku mendengar suara "PLAK!" dengan kecil. Suara apa itu? Mengapa suaranya kecil? Aneh, tetapi cukup membuatku bergidik takut. Yang membuatku penasaran adalah mengapa suaranya kecil dan itu pasti bukan tepukan nyamuk dari luar.

Tin.. Tin..

Alhamdulillah, eyangku pulang! Suara klakson yang khas yang selalu kudengar setiap sore. Aku segera menyambut dengan gembira. Tapi.. mana mobilnya?

"AAAAAAA!" jeritku. Aku berlari ke kamar lagi. Suara klakson mobil orang? Hu-uh, membuatku menjerit kembali.

Tin.. Tin..

Kali ini aku tidak terlalu berharap. Aku tidak mau keluar lagi sampai eyang membukakan pintu, batinku.

Ternyata, itu benar eyang! Syukurlah kalau begitu. Aku benar-benar ingin menjerit senang.

"eyang, kok, lama, sih?" sambutku lalu menuntun eyang masuk.
"lama? Perasaan tidak, deh. Eyang hanya menjemput setengah jam. Biasanya lebih lama, kan, 1 jam." kening eyang berkerut.
"masa, sih?" tanyaku bingung. Mungkin, aku yang membuatnya lama karena terlalu takut.
"iya, yakin, deh!" jawab eyang meyakinkan.
"oh, oke. Aku masuk kamar, ya!" pamitku lalu berlari masuk ke kamar lagi.

Di ruang tamu, aku melihat ada kertas terjatuh. Jatuh persis di bawah tembok tempat sesuatu putih tadi! Hatiku kembali berdebar.

Aku memutar otak, berpikir.
"ini pasti yang menyebabkan bunyi PLAK!" gumamku.
"eh, ini juga sesuatu putihnya! Aha!" aku menjetikkan jari, riang dan masalah sudah terpecahkan.

Sambil bersenandung ria, aku kembali ke kamar. Sebentar, rasanya ada yang janggal. Sepertinya, tadi ada poster One Direction, sekarang, kok, tidak ada? Hatiku berdebar kembali.

Tuesday 1 October 2013

Kesaktian Pancasila

Selamat hari Kesaktian Pancasila :)

Wawancara dengan Laksita

Hello!

Aku punya time untuk wawancara dengan Kak Sita. Well, sebenarnya wawancara ini itu aku laksanakan hari Kamis, 26 September. Oh ya, aku juga tag Kak Sita. Check out!

***

Zahra Sekar Safitri : pertanyaan pertama, kak sita mulai menulis sejak umur berapa?
Laksita Judith Tabina : dari TK B. Tapi waktu itu baru di diary jadi cuma nulis pengalaman sehari-hari aja
Zahra Sekar Safitri : wah, keren, TK sudah mulai menulis ^^
Bagaimana rasa Kak Sita bisa jadi penulis yang disukai banyak orang? :)
Laksita Judith Tabina : pastinya seneeeng banget
Zahra Sekar Safitri : ya dong, kak! pasti seneng banget rasanya :D
Pertanyaan berikutnya, saat ini sudah berapa buku sola yang diterbitkan kak sita?
Laksita Judith Tabina : kalo yang solo baru 3. Yang duo 1 yang antologi 14
 
Zahra Sekar Safitri : hebat banget, kak! kalau aku boleh beli, aku mau borong semua, tuh.. Hehehe :D
Pertanyaan keempat, Talkshow apa yang paliiing berkesan bagi Kak Sita?
Laksita Judith Tabina : semuanya berkesan soalnya aku jadi bisa ketemu temen-temen baru terus aku juga jadi tambah pengalaman. Yaaa dibeli dong semuanya hahaha :D
Zahra Sekar Safitri : sekarang kak sita sedang sibuk melakukan kegiatan apa?
Laksita Judith Tabina : paling sekolah, belajar, eskul sama nulis pasti
Zahra Sekar Safitri : Pertanyaan keenam, Di umur kakak yang sudah genap remaja ini, apakah kak sita akan tetap menjadi penulis dan membuat buku?
Laksita Judith Tabina : insyaallah pengen nulis sampe tua karena aku suka nulis soalnya nulis itu bikin aku bahagia
Zahra Sekar Safitri : Wah, hebat, kak! Pertanyaan terakhir, apa moto hidup kakak?
Laksita Judith Tabina : moto hidup?
aku suka menulis karena menulis membuat aku bahagia
Zahra Sekar Safitri : motonya keren, kak! kreatif deh ^_^
Terima kasih ya kak atas waktunya :)

***
ZahraRaraD_" target="_blank title="Follow Me on Twitter">