My 2nd Cerpen ;)
C^E^K^I^D^O^T
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Aku menatap langit-langit kamar yang dipenuhi poster. Terlihat jelas, tampak foto One Direction sedang tersenyum ke arahku. Tetapi, kali ini aku merasa senyuman One Direction itu beda. Padahal, jelas-jelas itu hanyalah foto One Direction belaka. Ah, mungkin hanya pikiranku saja yang kacau. Mana ada gaya foto seseorang bisa berubah? Ada-ada saja aku ini. Mungkin, ini hanya efek ketakutan karena di rumah sendiri. Huf, hilangkan rasa takut itu susah sekali. Aku terpaku sambil melirik-lirik seluruh kamar, khawatir ada sesuatu menerjang diriku.
Ya, hari ini, sore hari, aku sendiri di rumah. Aku tinggal bersama kedua eyangku, satu tanteku, dan ayahku. Ibuku kerja dan adikku tinggal di rumah nenekku yang berada di Bogor. Saat ini, kedua eyangku sedang menjemput tanteku sekolah. Ya, tanteku tidak normal dalam mentalnya. Jadi, dia bersekolah di SLB meskipun umurnya sudah tidak layak sekolah lagi.
Sendiri di rumah adalah hal paling menakutkan bagiku. Lebih menakutkan daripada film Slit-Mouthed Woman dan film Insidious. Film horror terseram bagiku. Film horror itu pula yang membuatku jadi takut di rumah sendiri, tapi memang aku yang penakut. Tapi, aku sangatlah labil. Dulu, karena aku ingin menonton film favoritku di TV, aku jadi selalu tidak ikut jika eyang menjemput tanteku. Dan, mulai saat itu juga, aku selalu tidak ikut menjemput tanteku. Padahal, dihitung-hitung peristiwa itu sudah berbulan-bulan yang lalu. Penakut sekali diriku ini, oh Tuhan.
Aku memberanikan diri untuk melangkah ke ruang tamu. Sedari tadi, aku hanya diam seperti patung yang bisa berkedip mata. Tiba-tiba, saat aku melangkahkan kaki ke ruang tamu, dilihatku sesuatu berwarna putih melayang-layang di tembok.
"HUAAAA!" aku menjerit sekeras mungkin. Tapi, aku tak bisa gerak! Kuputuskan untuk berbalik badan, lalu kembali ke kamar tanpa melihat sesuatu berwarna putih itu. Aku menghela napas ketakutan setelah menjerit sekeras itu. Mungkin, seisi komplek akan mendengar jeritanku itu.
Hantu! Pikiranku melayang. Itu pasti hantu! Apa lagi kalau bukan hantu? Hantu yang menggangguku saat aku sedang sendiri di rumah.
PLAK!
Aku mendengar suara "PLAK!" dengan kecil. Suara apa itu? Mengapa suaranya kecil? Aneh, tetapi cukup membuatku bergidik takut. Yang membuatku penasaran adalah mengapa suaranya kecil dan itu pasti bukan tepukan nyamuk dari luar.
Tin.. Tin..
Alhamdulillah, eyangku pulang! Suara klakson yang khas yang selalu kudengar setiap sore. Aku segera menyambut dengan gembira. Tapi.. mana mobilnya?
"AAAAAAA!" jeritku. Aku berlari ke kamar lagi. Suara klakson mobil orang? Hu-uh, membuatku menjerit kembali.
Tin.. Tin..
Kali ini aku tidak terlalu berharap. Aku tidak mau keluar lagi sampai eyang membukakan pintu, batinku.
Ternyata, itu benar eyang! Syukurlah kalau begitu. Aku benar-benar ingin menjerit senang.
"eyang, kok, lama, sih?" sambutku lalu menuntun eyang masuk.
"lama? Perasaan tidak, deh. Eyang hanya menjemput setengah jam. Biasanya lebih lama, kan, 1 jam." kening eyang berkerut.
"masa, sih?" tanyaku bingung. Mungkin, aku yang membuatnya lama karena terlalu takut.
"iya, yakin, deh!" jawab eyang meyakinkan.
"oh, oke. Aku masuk kamar, ya!" pamitku lalu berlari masuk ke kamar lagi.
Di ruang tamu, aku melihat ada kertas terjatuh. Jatuh persis di bawah tembok tempat sesuatu putih tadi! Hatiku kembali berdebar.
Aku memutar otak, berpikir.
"ini pasti yang menyebabkan bunyi PLAK!" gumamku.
"eh, ini juga sesuatu putihnya! Aha!" aku menjetikkan jari, riang dan masalah sudah terpecahkan.
Sambil bersenandung ria, aku kembali ke kamar. Sebentar, rasanya ada yang janggal. Sepertinya, tadi ada poster One Direction, sekarang, kok, tidak ada? Hatiku berdebar kembali.
C^E^K^I^D^O^T
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Aku menatap langit-langit kamar yang dipenuhi poster. Terlihat jelas, tampak foto One Direction sedang tersenyum ke arahku. Tetapi, kali ini aku merasa senyuman One Direction itu beda. Padahal, jelas-jelas itu hanyalah foto One Direction belaka. Ah, mungkin hanya pikiranku saja yang kacau. Mana ada gaya foto seseorang bisa berubah? Ada-ada saja aku ini. Mungkin, ini hanya efek ketakutan karena di rumah sendiri. Huf, hilangkan rasa takut itu susah sekali. Aku terpaku sambil melirik-lirik seluruh kamar, khawatir ada sesuatu menerjang diriku.
Ya, hari ini, sore hari, aku sendiri di rumah. Aku tinggal bersama kedua eyangku, satu tanteku, dan ayahku. Ibuku kerja dan adikku tinggal di rumah nenekku yang berada di Bogor. Saat ini, kedua eyangku sedang menjemput tanteku sekolah. Ya, tanteku tidak normal dalam mentalnya. Jadi, dia bersekolah di SLB meskipun umurnya sudah tidak layak sekolah lagi.
Sendiri di rumah adalah hal paling menakutkan bagiku. Lebih menakutkan daripada film Slit-Mouthed Woman dan film Insidious. Film horror terseram bagiku. Film horror itu pula yang membuatku jadi takut di rumah sendiri, tapi memang aku yang penakut. Tapi, aku sangatlah labil. Dulu, karena aku ingin menonton film favoritku di TV, aku jadi selalu tidak ikut jika eyang menjemput tanteku. Dan, mulai saat itu juga, aku selalu tidak ikut menjemput tanteku. Padahal, dihitung-hitung peristiwa itu sudah berbulan-bulan yang lalu. Penakut sekali diriku ini, oh Tuhan.
Aku memberanikan diri untuk melangkah ke ruang tamu. Sedari tadi, aku hanya diam seperti patung yang bisa berkedip mata. Tiba-tiba, saat aku melangkahkan kaki ke ruang tamu, dilihatku sesuatu berwarna putih melayang-layang di tembok.
"HUAAAA!" aku menjerit sekeras mungkin. Tapi, aku tak bisa gerak! Kuputuskan untuk berbalik badan, lalu kembali ke kamar tanpa melihat sesuatu berwarna putih itu. Aku menghela napas ketakutan setelah menjerit sekeras itu. Mungkin, seisi komplek akan mendengar jeritanku itu.
Hantu! Pikiranku melayang. Itu pasti hantu! Apa lagi kalau bukan hantu? Hantu yang menggangguku saat aku sedang sendiri di rumah.
PLAK!
Aku mendengar suara "PLAK!" dengan kecil. Suara apa itu? Mengapa suaranya kecil? Aneh, tetapi cukup membuatku bergidik takut. Yang membuatku penasaran adalah mengapa suaranya kecil dan itu pasti bukan tepukan nyamuk dari luar.
Tin.. Tin..
Alhamdulillah, eyangku pulang! Suara klakson yang khas yang selalu kudengar setiap sore. Aku segera menyambut dengan gembira. Tapi.. mana mobilnya?
"AAAAAAA!" jeritku. Aku berlari ke kamar lagi. Suara klakson mobil orang? Hu-uh, membuatku menjerit kembali.
Tin.. Tin..
Kali ini aku tidak terlalu berharap. Aku tidak mau keluar lagi sampai eyang membukakan pintu, batinku.
Ternyata, itu benar eyang! Syukurlah kalau begitu. Aku benar-benar ingin menjerit senang.
"eyang, kok, lama, sih?" sambutku lalu menuntun eyang masuk.
"lama? Perasaan tidak, deh. Eyang hanya menjemput setengah jam. Biasanya lebih lama, kan, 1 jam." kening eyang berkerut.
"masa, sih?" tanyaku bingung. Mungkin, aku yang membuatnya lama karena terlalu takut.
"iya, yakin, deh!" jawab eyang meyakinkan.
"oh, oke. Aku masuk kamar, ya!" pamitku lalu berlari masuk ke kamar lagi.
Di ruang tamu, aku melihat ada kertas terjatuh. Jatuh persis di bawah tembok tempat sesuatu putih tadi! Hatiku kembali berdebar.
Aku memutar otak, berpikir.
"ini pasti yang menyebabkan bunyi PLAK!" gumamku.
"eh, ini juga sesuatu putihnya! Aha!" aku menjetikkan jari, riang dan masalah sudah terpecahkan.
Sambil bersenandung ria, aku kembali ke kamar. Sebentar, rasanya ada yang janggal. Sepertinya, tadi ada poster One Direction, sekarang, kok, tidak ada? Hatiku berdebar kembali.
Suka 1D ? Sama dong! kunjungi website ku ya! arinaghina.123website.co.id
ReplyDeleteAq kok kurang mengerti sm cerpenmu ini,maaf ya
ReplyDelete