Monday 7 October 2013

Cerbung : Andaikan... #Part2

Untuk Part 1, klik di sini.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Sebenarnya..." mama menghela napas sebentar. "kamu bukan anak mama dan papamu yang meninggal. Kamu adalah anak ibu dan ayahmu, tetapi mereka sudah meninggal juga. Apakah kamu tidak ingat itu, sayang? Kamu anak dari ibu dan ayah, bukan mama dan papa. Kamu pernah tinggal di sebuah Panti Asuhan. Ibu dan ayahmu meninggal karena kebakaran. Apakah kamu melupakan kebakaran itu? Kamu berada disitu, Lisha... tetapi, kamu selamat dan kamu dimasukan Panti Asuhan. Sampai akhirnya, mama dan papa mengadopsimu hingga papa terserang penyakit jantung dan juga meninggal," cerita mama dengan tersedu-sedu. Mama merangkulku, hendak berkata sesuatu lagi. Aku tercengang, aku melepas rangkulannya.
"mama jahat! Kenapa mama tidak memberitahuku sebelumnya!?" bentakku lalu membalik badan. "aku benci mama!" aku berlari keluar kamar dengan perasaan yang terisak.
"Lisha! Dengar apa yang ingin mama bicarakan sebelumnya, Lisha!" mama mengejarku. Oh, bodohnya diriku. Mengapa aku keluar kamar? Tadi itu kamarku sendiri, dan aku harus kemana?

Mama semakin dekat. Segera aku membalik badan, lalu kembali ke kamar. Mama terlihat menyerah. Ya, mulai hari ini, jam ini, menit ini, DETIK INI, aku benci mama! MAMA ANGKATKU. Ya, setelah aku ketahui bahwa dia adalah mama angkat dan BUKAN mama kandung!

"Lisha! Mama takut kamu terganggu jika mama bicara duluan, maka itu mama bicara tengah-tengah hidup," ungkap mama lirih. "kamu harus mengerti itu, Lisha. Kamu bukan anak kecil lagi, kamu sudah besar dan beranjak remaja."
"Cukup, ma! AKU SUDAH TERLANJUR BENCI! Mama tahu kan sifatku? Kalau sudah benci dengan seseorang, tidak bisa sayang lagi! Titik!"

***

Hari demi hari berlalu. Waktu terus berjalan beriringan dengan detak jantung dan nafas yang kuhembuskan. Hari yang sempurna. Ah, tidak. Aku sudah mengetahui semuanya dan kejadian tentang mengatahuinya mama angkatku, aku tidak lagi bahagia dan bisa bercanda tawa. Kini, aku hidup masih dengan mama. Ya, tentu mama angkat. Aku terlanjur benci dan bahkan selama 2 hari aku tidak makan, paling hanya nyemil makanan ringan. Saking bencinya aku.

Mama tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Dia sudah tahu bahwa aku terlanjur... jur... jur... membencinya sekali... li... li... dan tidak bisa diganggu gugat. Sudah lama aku tidak keluar kamar dan tidak bertegur sapa dengannya. Aku tidak peduli dia orang tua atau tidak. Yang jelas, dia bukanlah ibu kandungku dan aku berhak membencinya, karena aku bukan lahir dari rahimnya.

***

Toktoktok.

Seseorang mengetuk pintu kamar. Hhhh, aku menghembus napas dalam hati. Pasti mama angkatku, pikiranku sudah menduga-duga tentang mama angkatku lagi.

"Sayang, ini mama."
Oke! Sudah kuduga, dia, kan?! Benar-benar tidak bisa dijelaskan.
"buat apa kesini?" tanyaku ketus.
"Ingin mengucapkan maaf." jawabnya dari luar kamar.
"Tidak ada maaf, dan tidak ada bertemu. Sekarang, pergi!" aku mengusirnya. Sosok yang sudah membohongiku selama bertahun-tahun.

Ah! Sekarang aku merasa bodoh. SELAMA BERTAHUN-TAHUN. Ya, selama bertahun-tahun mama angkatku membohongiku. Tetapi, selama bertahun-tahunlah dia mengurusku sampai sebesar ini. Ibu dan ayah kandungku meninggal saat aku berusia 2 tahun yang berarti sudah 10 tahun mama angkat mengurusku. Ya, umurku 12 tahun yang sudah beranjak remaja.

Lama-lama, aku merasa kasihan. Oh, aku juga bodoh soal ini. Aku sudah terlanjur membencinya sekali-kata yang kuucap beratus-ratus kali-dan aku sudah bilang bahwa aku tidak akan menyayanginya. Plinplan ini.

"AAAAA!" teriak seseorang. Jantungku berdegup kencang, cepat, dan, perasaanku tak karuan. Aku masih trauma untuk bertemu sosok yang kamu tahu, mama angkatku. Tapi, kali ini aku memaksanya.

Aku turun lewat tangga dengan cepat. Bukan cepat lagi, sangat cepat hingga aku hampir terjatuh dibuatnya.

"ASTAGA!" jeritku. Sesuatu yang tidak diinginkan terjadi...

TO BE CONTINUED...

2 comments :

ZahraRaraD_" target="_blank title="Follow Me on Twitter">