Monday 7 October 2013

Cerpen : SMS Misterius

Hai All!
Aku buat cerpen lagi, nih! Cerpen ke... 3, kan? Kali ini cerpen yang kubuat adalah lomba di Event Facebook, tentunya lomba cerpen. Lombanya berhadiah buku KKPK. Sambil baca, sambil doakan aku menang, ya! Hehehe.. Oh iya, cukup tahu, bahwa ibu-ibu dan Mas Anto itu adalah kejadian nyata. Tapi, terornya enggak, kok.. kejadian nyatanya bahkan terjadi hari ini, lho! Ideku hebat, kan? Wkwk... Dan satu lagi, yang nyata cuma dari "Eyang," sampai "kembali ke rumah".

Finally, Wish Me Luck and Keep Reading! ^_^

SMS MISTERIUS

"Eyang, aku mau ke Mas Anto. Aku mau beli pulsa," pamitku lalu membuka pintu. Aku mengambil sepeda kecilku yang berwarna hijau, dan segera melesat ke Tukang Pulsa, Mas Anto yang bernama sama dengan nama ayahku. Aku sudah langganan disana.

Sambil membawa secarik kertas berisi nomor teleponku, serta uang sejumlah Rp30,000,000. Aku akan membeli pulsa sebanyak 25 ribu. Dihitung-hitung, banyak juga pengeluaranku bulan Oktober ini.

Kring... Kring...

Aku membunyikan bel sepedaku dengan nyaring begitu sampai di Toko Mas Anto. Disana, terlihat sosok ibu-ibu yang menatapku kepo dan tidak suka. Ufff, aku menghela napas pelan.

"Om, aku mau beli pulsa, dong!" ujarku begitu sampai.
"Pulsa apa?" tanya Mas Anto yang sedang mengetik.
"Mentari," jawabku singkat.
"Berapa?" Mas Anto menoleh ke arahku dan ibu-ibu menyebalkan itu.
"25 ribu aja, aku bayar langsung," sahutku lalu hendak menyerahkan kertas berisi nomor yang akan diisi pulsa. Ternyata, Mas Anto suruh mengeja. Ya, sudah, aku mengeja nomornya.

Aku merasakan keanehan di ibu-ibu itu. Saat aku membaca kertas, dia tampak sangat kepo dan menatapku hingga akhir aku pulang. Menyebalkan sekali!

"sok kenal," rutukku pelan saat beranjak pulang.
"makasih Om!" ucapku kepada Mas Anto, hampir lupa mengucap Terima Kasih kepadanya karena sudah mengisikan pulsa. Aku segera kembali ke rumah.

***

"Orang itu me-nye-bal-kan!" ceritaku di sela-sela telepon.
"ya, ya, ya. Aku tahu. Aku penasaran akan sosoknya," tanggap Rasha di seberang telepon.
"pokoknya...." kata-kataku terputus. "Ah, ada SMS. Nanti lagi, ya, Sha! Siapa tahu SMS penting, dari fans," kataku pamit dan sedikit GR.
"idiiww, fans? Mana ada yang mau nge-fans sama kamu, yeee," ledek Rasha.
"ihh, ada, dong." sahutku dengan jengkel dan berpikir, "Binatang," gurauku. Rasha tertawa terbahak-bahak.
"HAHAHA! Ya, sudah. Katanya ada SMS?" tanya Rasha yang masih tertawa.
"Oh iya, lupa aku. Oke, bye bye. HAHAHA!" aku menutup percakapan kami.

Huh, orang itu me-nye-bal-kan! gerutuku dalam hati. Aku kembali bicara tentang orang itu.

Ya, ORANG ITU, sosok ibu-ibu yang memperhatikanku ketat saat aku membeli pulsa tadi. Sekali lagi, ME-NYE-BAL-KAN! Eh, hampir lupa! Tadi, kan, ada SMS. Oke, karena terlalu kesal, jadi lupa, nih.

Hai Anak Kecil!
Kamu pasti hari ini sedang memakai baju Paris berbackground Putih dan Parisnya berwarna Pink dengan jeans berwarna hitam kebiru-biruan! Kamu juga tinggal di Komplek Intan Permata Jl. Permata I No. 6. Kamu juga anak kecil! Haha.. aku tahu karena aku tadi menemuimu! Tetapi kamu tidak tahu siapa diriku!

-PRIVATE NUMBER-

"HAH?!" aku menjerit seketika. Oh, Tuhan.. ada yang menerorku! Aku harus menghentikan dan menyelidiki teror ini! Sebagai hacker rahasia, aku mulai beraksi. Aku mulai membuka Private Number itu. Aha! Ketemu nomornya; 089876543210. Kena kau manusia misterius! Aku segera mengetik balasanku kepadanya :


Hai Orang Gak Jelas!
Oke, aku jujur. Aku gak tahu dirimu, aku hanya bertemu orang-orang yang aku kenal hari ini! Tapi, aku tahu nomormu dan TEROR PRIVATE NUMBER-mu telah berakhir karena aku seorang hacker andal. Aku bukan cracker dan aku adalah HACKER! So, jangan rahasia-rahasiaan lagi. Walaupun, siapa kamu belum terungkap.

-ORANG JELAS-

Oke, amarahku kambuh dan aku sedikit deg-degan. Hari gini masih neror pake Private Number? Capek, deh, cyiinn... cara orang itu, hmmm, cukup aneh menurutku. Dia tidak tahu bahwa aku seorang hacker andal yang bisa meng-hack Private Number. Ahaha! Jayus.

Ting Ting!

Sip, ini pasti si private number yang sudah terungkap! Olala, ternyata ayahku. Oke, tidak apa. Siapa tahu ada berita baik dari isi smsnya.

Nak, ayah pulang cepat. Sampai rumah ayah melihat kamarmu berantakan, awas saja.

Oh tidak, itu sebuah ancaman! Dan boleh jujur, aku orangnya malas. Malas dalam hal merapikan kamar. Maka itu, kamarku berantakan dan aku selalu tidur malam untuk membereskannya. Dan, berita buruk bagiku jika ayah pulang cepat! Mungkin itu berita baik bagi kalian semua, tetapi buruk bagiku! Arrghh, buruk banget-sekali!

Ada SMS lagi! Aku, kan, tidak membalas SMS ayah. Maka, oh... private number! Yeahaha... bertarung kembali kita.

Heh! Anak Kecil!
Jangan berani-beraninya melawanku, karena aku ORANGTUA! ORANG LEBIH TUA! Gak tau adab, kamu!

Whatever, dia orang yang lebih tua dariku? Sikapnya seperti anak-anak! Aku tidak peduli. Langsung saja kubalas,

Hei, ORANG-TUA GAK JELAS!
Aduh, aduh, aduh... ternyata orang-tua? orang yang-lebih tua? Fine aja, sih. Aku punya adab. Kamu yang gak punya adab, orang-tua. Sikap seperti anak kecil.

Termasuk mengejek, gak, sih? Ah, sudahlah. Yang penting, aku sudah membalas dia dan telah tahu nomornya yang tadinya private number. Menyenangkan juga menjadi hacker. Hack hanya dilakukan pada keadaan penting. Aku tidak menyalahgunakannya.

Aku merasa... oh, perasaan apa ini? Seperti menyelimuti pikiranku dan, noo...

***

Aku terbaring lemah di kasur. What?!

"Hai, Fira," sapa ayah lembut. Siapa yang memindahkanku ke kasur? Tanda tanya besar.
Aku hendak membuka mulut. Ayah yang tahu apa yang mau aku ucapkan, segera berkata, "iya, Fira. Kamu pingsan begitu lama. Entah dengan penyebab apa, tapi ayah menemukan kamu..." kata-kata ayah terputus. Dia menunjukkan SMS-ku dengan private number. Oh god! Ayah tahu itu!
"hei, ada SMS baru darinya..." gumamku dan segera merebut handphone-ku. SMS balasannya yang baru berisi :

Aku mengalah. Kamu hebat, kamu hacker dan tahu nomorku. Tapi aku merasa dilecehkan, karena aku adalah...

Tanda tanya. Oh, dia enter begitu panjang. Sampai akhirnya, aku menemukan kata yang sangat membuatku terkejut dan ingin pingsan lagi.

Ibu-ibu yang kau temui tadi di Mas Anto.

"GAK MUNGKIN!" teriakku lalu duduk dari tidurku.
"Ibu-ibu tadi itu siapa?" tanya ayah yang sudah baca semua SMS-ku dengan private number alias ibu-ibu itu.
"tadi... aku pergi ke Mas Anto, lalu saat aku membacakan nomornya, ada ibu-ibu dengan tatapan serius dan tidak suka melihat nomorku. Ugh, menyebalkan..." kisahku.
"oh, begitu. Kamu tidak sopan, Fira," nasihat ayah.
"lagi, ibu-ibu sok gaul pakai private number, pantas aku lawan! Aku pun tidak mengira private number itu ibu-ibu." sanggahku jengkel.
"private number? Numbernya terbuka, kok." Ayah bertanya-tanya.
"oohh, iya. Tadi aku meng-hacknya dan aku tahu nomornya sehingga aku dan private number alias ibu-ibu itu, adu mulut," jelasku.
"sekarang kamu tanya alamat ibu-ibu itu." perintah ayah.
"untuk apa?" tanyaku menggerutu.
"ayah ingin mengetahui sosoknya, siapa tahu teman ayah yang tidak mengetahuimu," ungkap ayah. Oke, segera aku tanya dan dapat!
"Komplek Intan Permata Jl. Permata III No.7," aku membacakan alamatnya. "dekat sekali, yah,"
"iya. Ayah akan menemuinya." ayah langsung bergegas. Oh, secepat itu? Sepertinya ayah niat sekali.

***

Tak lama, ayah kembali membawa seorang ibu-ibu. Oh, ibu-ibu tadi!

"Nak, ini teman ayah. Dulunya juga musuh ayah, dan ayah membencinya. Sama seperti kamu, membencinya," ayah memperkenalkan ibu-ibu itu.
"maaf, bu, saya berperilaku sopan," kataku meminta maaf dengan canggung.
"iya, tidak apa. Maaf meneror, hihihi..." ibu itu terkikik kecil. "Ibu Mira." dia memperkenalkan namanya.
"Fira," aku juga memperkenalkan namaku.
"ibu memperhatikanmu karena ibu sering melihatmu bermain volly dilapangan," ucap Ibu mira.
"oh, pantas saja," aku bergumam. Aku seperti pernah melihat ibu ini, dan ternyata dia yang sering menonton pertandingan volly-ku dan teman-teman.

Ah, lenyap sudah amarahku dan terungkap sudah kasus teror SMS Misterius! Dari teror ini, aku belajar untuk menahan amarah. Karena amarahku, Bu Mira jadi marah dan kami adu mulut. Eh, adu SMS! Oke, terima kasih ibu-ibu misterius!

No comments :

Post a Comment

ZahraRaraD_" target="_blank title="Follow Me on Twitter">